Teras Info - Praktik jual beli data nasabah kini mulai marak. Perbankan sendiri bahkan mengaku kesulitan untuk bisa menghentikan praktik jual beli tersebut. Praktik jual beli data nasabah ini sendiri pada umumnya dilakukan oleh oknum perusahaan outsourching yang kemudian di sewa untuk menawarkan kredit ataupun kartu kredit tanpa agunan (KPA).
Menurut Darmadi Sutanto, Direktur Ritel & Konsumer PT Bank Negera Indonesia Tbk (BBNI) seperti yang saya kutip dari detikFinance, mengungkapkan, bahwa prkatik jual beli data nasabah tersebut kini menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi kita semua, namun tak mudah untuk di bendung.
Yang lebih memprihatinkan lagi adalah dijaman sekarang ini yang dimana tekhnologi semakin canggih namun data para nasabah masih saja tetap bisa di capture.
Sementara itu, untuk Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), mereka menjamin anggotanya tidak ada yang melakukan prkatik memperjual belikan data nasabah.
Untuk menghindari terjadinya kebocoran data ini, setiap nasabah harus memperlakukan datanya secermat mungkin. Jangan mudah tergiur dengan iming-iming banyak hadiah yang kemudian berujung pada pemintaan untuk mengisi form aplikasi yang merupakan data pribadi dari nasabah sendiri.Bisanya kejadian seperti ini terjadi dipusat perbelanjaan.
Jangan sampai nanti kita sering menerima telepon yang menawarkan kartu kredit ataupun surat yang datang kerumah yang dimana kartu atau surat tersebut berisi aplikasi kartu kredit yang sudah lengkap, bahkan tak jarang plus kartu kreditnya. Seperti yang telah banyak di keluhkan oleh masyarakat belakangan ini.
Jadi bagi para nasabah, bukannya saya menggurui, disini saya hanya memberikan saran saja, waspadalah dan cermat-cermatlah dalam mengelola data kenasabahan kita. Jangan sampai bocor dan jatuh ditangan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Lebih baik mencegah dari pada mengobati"...
Menurut Darmadi Sutanto, Direktur Ritel & Konsumer PT Bank Negera Indonesia Tbk (BBNI) seperti yang saya kutip dari detikFinance, mengungkapkan, bahwa prkatik jual beli data nasabah tersebut kini menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi kita semua, namun tak mudah untuk di bendung.
Yang lebih memprihatinkan lagi adalah dijaman sekarang ini yang dimana tekhnologi semakin canggih namun data para nasabah masih saja tetap bisa di capture.
Sementara itu, untuk Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), mereka menjamin anggotanya tidak ada yang melakukan prkatik memperjual belikan data nasabah.
Untuk menghindari terjadinya kebocoran data ini, setiap nasabah harus memperlakukan datanya secermat mungkin. Jangan mudah tergiur dengan iming-iming banyak hadiah yang kemudian berujung pada pemintaan untuk mengisi form aplikasi yang merupakan data pribadi dari nasabah sendiri.Bisanya kejadian seperti ini terjadi dipusat perbelanjaan.
Jangan sampai nanti kita sering menerima telepon yang menawarkan kartu kredit ataupun surat yang datang kerumah yang dimana kartu atau surat tersebut berisi aplikasi kartu kredit yang sudah lengkap, bahkan tak jarang plus kartu kreditnya. Seperti yang telah banyak di keluhkan oleh masyarakat belakangan ini.
Jadi bagi para nasabah, bukannya saya menggurui, disini saya hanya memberikan saran saja, waspadalah dan cermat-cermatlah dalam mengelola data kenasabahan kita. Jangan sampai bocor dan jatuh ditangan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Lebih baik mencegah dari pada mengobati"...
walah..
BalasHapuskudu ati2 ya mas, biar gak kejebak :D
untuk punya paypal kan ada syarat kepemilikan CC :) ?
BalasHapusInfo yang bermanfaat
BalasHapusSalam dari Solo
baru tahu saya neh... trims
BalasHapusoya aku follow ya, kalo berkenan follow balik yaaaa
BalasHapusGak usah ngomongin data nasabah Bank, wong data nasabah konter HP aja bisa di jual....beugh,,...bener2 duit bikin orang aje gile..adahal asih banyak cara yang halal...
BalasHapusbener tuh, aku pernah berada di posisi yg selalu di telfon.. kesel jg sih .. ternyata awalnya dari mengisi form di moll..
BalasHapusthanks info na.. :)
setuju sobat, temen saya juga pernah dapat iming2 'hadiah wah' tersebut di mall, makasih infonya :)
BalasHapusWah serem juga ya
BalasHapuswah,,bahaya ini,,,berarti pengawasan perbankan kita lemah yah,,,??
BalasHapuskonfirmasi sob...
BalasHapuslink anda telah saya pasang, tapi link saya yang anda pasang mohon diperbaiki, sebab ada kesalahan tautannya,
mohon diperiksa kembali,
terima kasih :-)
Kegunaannya dapet itu data apa aja ya gan?
BalasHapusmakin gag aman
BalasHapusSampai sekarang Denuzz belom punya kartu kredit. Jadi, gak perlu khawatir deh... :D
BalasHapusSalam BURUNG HANTU... Cuit... Cuit... Cuit...
berangkaaaaaaaaaaaaat......
BalasHapuswkwkwk saya ndak punya boooz.. aman
http://siapalagi.com
Makin takut aja nih untuk buka rekening. Wkwkwwkwk
BalasHapusmampir ge ajah neh, met pagi sobat...
BalasHapusoke bos, info penting ini, walaupun saya tak punya rekening. haha
BalasHapuszaman makin gila. mallpraktik ternyata tdk hanya terjadi di rumah sakit, tapi juga sudah merasuk ke dalam dunia per-bank-an. makin repot. kudu eling lan waspada.
BalasHapuswah penting banget nih sob infonya, jaman sekarang emang banyak yang kayak gini
BalasHapusjaman makin susah aja ya sob... makin nggak aman
BalasHapusPraktik seperti ini sering dilakukan oleh para salesman gagal kartu kredit. Karena dengan data inilah mereka main loncat2an dari satu bank ke bank lain agar bisa diterima bekerja.
BalasHapusIt's crazy world but real...
Makanya saya enggak pernah mau bikin kartu kredit. Kalaupun butuh CC pake VCC aja buat verifikasi paypal.
BalasHapusWah, kudu hati-hati nih biar dataku gak bocor, tapi gak jarang saya ditelpon ma seseorang yang nawarin produk gitu..
BalasHapusjual beli data nasabah itu menunjukkan divisi pemasaran mereka tidak bekerja alias PEMALAS!
BalasHapuswah, pantas saja klo tiba2 ada orang yg nelpon kita trus nawarin kredit dan asuransi :(
BalasHapuswah waspadalah .... waspadalah....
BalasHapus